Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan dari laut, ujung semenanjung hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit dengan ujung benua Afrika yaitu selat Gibraltar. Imperium Romawi semenjak abad pertama sebelum Masehi sampai abad kelima Masehi menguasai semenanjung Iberia itu. Kemudian semenanjung Iberia dikuasai oleh bangsa Visigoths pada tahun 507 M. Sebelum ditaklukan oleh bangsa Visigoths, semenanjung Iberia didiami oleh bangsa Vandals. Wilayah yang mereka diami itu sering mereka sebut dengan Vandaluzia. Dengan merubah ejaannya dan cara membunyikannya, maka bangsa Arab pada masa berikutnya menamakan semenanjung Iberia itu dengan Andalusia (Yoesoef Sou’yb, 1984 : 1).
Di bawah tekanan bangsa Visigoths itu maka bangsa Vandals itu memencar ke berbagai tempat disepanjang pesisir Afrika dan disitu berasimilasi dengan suku besar Berber. Pada masa berikutnya bangsa Arab sendiri berasimilasi dengan suku besar Berber itu, yaitu suku besar yang mendiami wilayah luas Afrika Utara. Dalam penaklukan wilayah Iberia dikemudian hari, bangsa Arab dibantu oleh suku besar Berber yang berhadapan lagi dengan bangsa Visigoths.
Visigoth bermakna : bangsa Goths Barat, sebutan itu untuk membedakannya dari Ostrogoths yang bermakna bangsa Goths Timur. Goth adalah salah satu suku diantara suku-suku tua bangsa Teuton (Jerman) yang menjelang abad Masehi memencar ke timur dan mendiami wilayah sekitar Baltik. Suku Goths kurang serasi dengan wilayah itu, lalu pada masa belakangan melakukan perpindahan ke arah selatan dan mendiami wilayah Pensylvania pada dataran tinggi Karphatia, disitulah mereka berkembang dan menjadi besar. Lambat laun suku besar Goths merupakan suatu kekuatan yang menakutkan dan mengancam terhadap imperium Roma Timur pada Abad ke-5 M.
Di bawah pimpinan panglimanya Thiudareiks (Theodoric the Great), suku besar Goths maju menyerbu ke selatan dan kemudian merebut dan menguasai wilayah Macedonia menjelang penghujung abad 5 M. Kaisar Zenon (474-491 M) dari Constantinopel berhasil melakukan pendekatan terhadap panglima bangsa Goths itu dan merayu mereka supaya maju ke arah barat dengan melukiskan kemakmuran semenanjung Italia yang tengah di kuasai oleh Odovacar. Theudareiks dengan pasukannya lalu merebut Yugoslavia dan Hungaria dan pada tahun 489 M menyerang semenanjung Italia dan menguasainya sampai tahun 526 M. Mereka ini yang kemudian dipanggil dengan Ostrogoths, yakni bangsa Goths Timur. Satu cabang dari suku besar Goths itu dibawah pimpinan panglima Euriks maju dari Hungaria ke arah barat lalu berhasil merebut dan menguasai bagian selatan Prancis dan membangun kerajaan disitu dengan ibukota berkedudukan di Toulouse. Mereka ini yang kemudian dipanggil dengan Visigoths, yakni bangsa Goths Barat (Yoesoef Sou’yb, 1984 : 2).
Sewaktu Frankish Kingdom (kerajaan Frank) berada di bawah pemerintahan Raja Clovis (481-511 M), yang memeluk agama Nasrani pada tahun 496 M, iapun berhasil menghalau bangsa Goths barat dari bagian selatan Prancis pada tahun 507 M, merebut ibukota Toulose. Bangsa Goths Barat ini mengundurkan diri ke sebrang pegunungan Pyrenees, lalu merebut semenanjung Iberia dari bangsa Vandals dan membangun kerajaan Goths Barat (507-711 M) disitu, dengan ibukota berkedudukan di Toledo, di pinggir sungai Tag. Mereka memerintah disitu lebih kurang dua abad lamanya menjelang Kingdom of Visigoths itu ditumbangkan oleh pasukan Islam pada tahun 711 M. Bangsa Goths itu meninggalkan jejak-jejak besar di Barat yang sampai kini dapat disaksikan, dikenal dengan seni bangunan Gothik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar